Babak 16 Besar: Prancis 2-0 Nigeria - Ditentukan oleh Perubahan Pemain dan Taktikal di Babak Kedua
Berikan komentar jika Babak 16 Besar: Prancis 2-0 Nigeria - Ditentukan oleh Perubahan Pemain dan Taktikal di Babak Kedua ini menarik untuk disimak -
Prancis berhasil melaju ke babak perempatfinal setelah mengalahkan Nigeria dua gol tanpa balas. Bertanding di Estadio Nacional, Les Bleusbaru dapat unggul pada
menit 79 melalui sundulan Pogba. Berkat tekanan yang terus diberikan pada Nigeria hingga akhir pertandingan, Perancis kemudian mampu menggandakan kedudukan lewat bunuh diri Joseph Yobo tepat pada masa akhir laga.
Kendati unggul dengan selisih dua gol, Prancis harus bertarung ketat sepanjang 80 menit. Nigeria memberikan perlawanan yang alot. Di babak pertama, khususnya sebelum water break, Nigeria bahkan sanggup mengimbangi, memproduksi umpan yang sama banyaknya, dan membuat percobaan mencetak gol yang lebih banyak.
Dengan hasil ini, Hugo Lloris dkk akan bertemu Jerman pada babak perempat final. Jerman sendiri lolos ke babak perempatfinal setelah mengandaskan Aljazair melalui babak tambahan waktu, juga melalui laga yang ketat dan keras.
Hasil ini mengkontraskan rekor kedua tim di babak 16 besar. Bagi Prancis, hasil ini menegaskan bahwa mereka selalu menang di babak kedua dalam setiap kesempatan yang pernah dilaluinya di Piala Dunia (2-0 vs Italia pada 1986, 1-0 vs Paraguay pada 1998 dan 3-1 vs Spanyol pada 2006). Sementara Nigeria justru tidak pernah menang tiap kali memasuki babak 16 besar (1-2 vs Italia pada 1994 dan 1-4 vs Denmark pada 1998).
Sayap Meluber yang Tak Simetris
Formasi 4-3-3 yang digunakan oleh Didier Deschamps memang banyak menitikberatkan serangan melalui sayap. Olivier Giroud dan Karim Benzema seakan dipaksa untuk menepi ke sayap, karena saat berdiri di kotak penalti keduanya jarang mendapat asupan bola.
Sepanjang babak pertama Giroud yang memang ditugaskan sebagai targetman hanya mampu menghasilkan 2 dari total 6 tembakan Prancis dan tak ada yang tepat sasaran. Sedangkan Benzema justru tak berhasil menyentuh sekalipun gawang Vincent Enyeama.
Jika memperhatikan gambar di bawah, maka terlihat rataan posisi lini depan Prancis sangat lebar. Bahkan untuk seorang pemain yang diplot sebagai striker tunggal seperti Giroud sekalipun. Para penyerang ini memang tak lagi berdiri tiga sejajar dengan para bek lawan, seperti saat melawan Swiss dan uji coba sebelumnya. Ini masalah yang kerap kali muncul tiap Deschamps menurunkan Benzema dan Giroud secara bersamaan.
rataan posisi pemain Prancis babak pertama
Pembagian plotnya adalah, Valbuena yang berada di sisi kanan, justru kemudian menjadi pengatur serangan dengan masuk ke tengah saat mendekati sepertiga akhir. Ini berbeda dengan laga-laga sebelumnya di mana Benzema yang justru banyak mengatur serangan dari sisi kiri. Sisi kiri yang diisi Benzema kemudian justru penuh dengan kehadiran Matuidi di sana. Alih-alih menjadi bertambah kuat, sisi ini kemudian menjadi titik lemah Prancis terutama saat bertahan.
Pertarungan di babak I ini seru dan simetris. Jika Prancis mendominasi di sisi kanan penyerangan dengan menggempur sisi kiri Nigeria yang dijaga Onishiwa, Nigeria juga mendominasi serangannya lewat sisi kanan guna menekan Evra yang menjaga sisi kiri Prancis.
Kinerja fullback kanan Nigeria, Ambrose Emuobo, amat baik. Selain mampu menjaga Benzema, dia juga aktif menyerang sampai final-third. Dia banyak dibantu oleh Odemwingie, gelandang serang, yang banyak bergerak ke sisi kanan.
Akibatnya Evra menjadi salah satu pemain tersibuk dalam laga kali ini karena terus mendapat gempuran dari pemain Nigeria. Penampilannya juga sedang tak cemerlang, banyak pemain maupun bola yang begitu saja lolos dan masuk ke kotak penalti. Bahkan pemain yang akan bersaing memperebutkan posisi dengan dengan Luke Shaw di Manchester United musim depan ini sampai tak berani maju hingga sepertiga akhir – sesuatu yang kerap dia pertunjukkan saat bermain untuk United. Pada 30 menit pertama, Evra benar-benar tertahan di daerah sendiri, nyaris tak pernah menyentuh bola di wilayah Nigeria.
Bandingkan dengan sisi kanan pertahanan yang diisi Mathieu Debuchy. Dia sangat aktif menyerang dari awal pertandingan. Ini memungkinkan Velbuena mendapat sokongan yang dibutuhkan untuk bergerak dan beroperasi secara leluasa, termasuk berani membawa bola masuk ke jantung pertahanan lawan.
Umpan sepertiga akhir Perancis babak pertama
Duet Onazi-Mikel sebagai Pelindung Pertahanan
Salah satu alasan kenapa Perancis hanya bisa menyerang dari sisi kanan adalah kinerja duet gelandang bertahan Nigeria, Ogenyo Onazi dan Obi Mikel.
Kedua pemain berbeda generasi ini (Onazi 21 tahun, Mikel 27 tahun) bermain sejajar di depan back-four. Keduanya disiplin menjaga ruang di lini tengah, melakukan semua tindakan bertahan yang diperlukan, untuk menutup setiap upaya Cabaye atau Pogba naik. Kecuali satu percobaan mencetak gol melalui tendangan voli, Pogba sangat sulit mengalirkan bola ke Giroud. Jika pun dia bisa mendekati kotak penalti, bola lebih sering dibagikan ke sisi kanan pada Velbuena.
grafis umpan Pogba di babak I
Inilah yang membuat Giroud terisolasi di depan. Dia bukan hanya dikawal oleh salah satu dari dua center-back Nigeria, Yoseph Yobo atau Kenneth Omeruo, tapi juga sulit menerima asupan bola dari tengah. Giroud lebih sering menerima bola dari Velbuena yang bergerak dari sisi kanan.
Di sinilah peran Obi Mikel menjadi sentral di lini tengah Nigeria, menjadi pengatur permainan sekaligus penghubung antar lini. Posisinya memang lebih banyak berdiam diri di tengah lapangan, berbeda dengan gelandang lain yang cenderung cair bergerak mencari ruang.
Melalui cara ini, Nigeria setidaknya mempunyai dua keuntungan pertama adalah tidak mudah kehilangan bola. Umpan panjang yang pada tiga pertandingan awal menghiasi Nigeria membuat tim ini harus sering hilang bola akibat umpan yang tidak mencapai sasaran. Lalu yang kedua adalah pertahanan Nigeria menjadi lebih rapi. Tempo yang lebih lambat membuat kemungkinan pemain yang meninggalkan posnya menjadi lebih kecil.
Problem muncul bagi Nigeria saat Onazi harus keluar karena cedera, menyusul tekel keras yang dilakukan oleh Matuidi pada menit 55. Keluarnya gelandang muda Lazio ini membuat soliditas lini tengah Nigeria menjadi berkurang. Penggantinya, Reuben Gabriel, tidak terlalu buruk dalam bertahan, tapi kelewat berhati-hati untuk melakukan tekanan terhadap gelandang lawan sedini mungkin.
Pergantian Pemain yang Mengubah Permainan
Ogenyi Onazi menerima tekel keras Matuidi pada menit 53 yang membuatnya harus ditarik keluar. Jika menyaksikan tayangan ulang, insiden ini terlihat mengerikan, tebasan kaki Matuidi tepat mengenai engkel Onazi.
Beruntung buat Prancis, wasit Mark Geiger hanya memberikan Matuidi kartu kuning. Bagi Nigeria hal ini adalah kerugian besar mengingat kontribusi Onazi sebagai rekan duet Obi Mikel di tengah. Penggantinya Reuben Gabriel sebenarnya juga berposisi yang sama, yakni sebagai gelandang bertahan. Hanya saja kemampuannya untuk bergerak dinamis yang membedakan keduanya.
Hal ini juga yang kemudian mempengaruhi kinerja lini tengah Nigeria. Bola yang berasal dari Obi Mikel menjadi banyak yang harus dialirkan kembali ke belakang. Tiga menit pasca pergantian pertama Nigeria, Prancis kemudian juga mengubah taktiknya dengan menarik keluar Giroud dan memasukan Antoine Griezmann. Kedua momen ini kemudian yang mengubah permainan serta hasil pertandingan.
Jika melihat gambar dan penjelasan sebelumnya, di mana sisi kiri depan Prancis penuh dengan pemain tetapi serangan justru terpusat di kanan tentu akan membingungkan. Faktanya dua pemain yang melebar tersebut tak ada seorang pun yang berposisi sebagai sayap murni, Benzema adalah striker dan Matuidi adalah gelandang tengah.
Keduanya tak mahir memainkan peran sebagai seorang penyerang sayap, upayanya terus mengirim bola ke Giroud juga berulang kali gagal. Saat pergantian taktik terjadi, kini lini depan Prancis mempunyai tiga opsi arah serangan.
Menempatkan Benzema ke tengah juga tak hanya mengubah posisi saja tetapi juga peran. Berbeda dengan Giroud yang banyak menunggu bola hasil umpan silang, Benzema aktif menjemput bola atau melakukan umpan 1-2 dengan penyerang atau gelandang lainnya.
Masuknya Griezman membuat Prancis punya dua pemain di sisi lapangan yang sama aktif dan agresifnya. Jika di babak I, Velbuena sangat agresif membongkar pertahanan kiri Nigeria, masuknya Griezman membuat agresifitas itu merata juga di sisi kiri penyerangan.
Kesimpulan
Seperti yang telah dikatakan oleh pelatih Stephen Keshi sebelumnya, Nigeria sebenarnya mampu mengimbangi permainan Prancis hanya saja kurang beruntung. Keberuntungan bagi Prancis terjadi pada menit 53 saat Ogenyi Onazi mengalami cedera.
Upaya Nigeria untuk meredam permainan lawan dengan menurunkan tempo pertandingan juga terbukti membuat lini pertahanan mereka relatif aman. Ketika terjadi serangan balik cepat, selalu ada pemain yang berjaga di pos masing-masing.
Sedangkan respon Deschamps yang memasukan Griezman untuk mengganti Giroud sangat ampuh untuk mengubah tak hanya permainan tetapi juga hasil pertandingan. Kedua sayap menjadi aktif kembali, dengan dorongan dari lini kedua mereka.
Selain itu penampilan cemerlang Koscielny yang menggantikan Sakho karena absen terkait cedera juga patut diberikan apresiasi, berkat kerja kerasnya pula gawang Lloris masih tetap aman hingga akhir laga. Prancis pada 8 besar nanti akan bertemu dengan Jerman, yang boleh saja disebut sebagai lawan terberat mereka selama Piala Dunia 2014.
Bagi Deschamp, kemenangan ini membuat dia tak pernah terkalahkan selama kiprahnya sebagai pemain atau pelatih. Deschamp hanya sekali tampil di Piala Dunia sebagai pemain pada 1998. Saat jadi kapten Perancis di Piala Dunia 1998, dia menang 5 kali dan seri 1 kali. Sebagai pelatih di Piala Dunia, sejauh ini, dia menang 3 kali dan seri 1 kali.