Semburat lelah terlihat jelas dari wajah 8 pemain tim Indonesia usai menjalani laga perdana di Homeless World Cup 2014.
Kalah setelah dipaksa adu penalti membuat raut muka mereka juga menunjukkan ketidakpuasan. Tapi tekad pantang menyerah dan tampil lebih oke lagi juga langsung dicanangkan.
Menghadapi Hongaria dalam pertandingan di Plaza de la Cuidadania, Santiago, Chile, Minggu (20/10/2014) sore waktu lokal, Indonesia seperti telat panas di awal. Hal itu membuat Pelatih Bonsu Hasibuan harus segera putar otak untuk melakukan pergantian yang diharapkan bisa menyalakan “mesin” tim besutannya.
Diiringi sorak-sorai suporter Garuda, yang di antaranya merupakan staf Kemenpora dari Jakarta, staf KBRI di Chile, dan Duta Besar RI untuk Chile, tim Indonesia pun mulai tampil lebih menggigit meski masih tertinggal 2-3 saat paruh waktu.
Di awal babak kedua Hongaria menambah satu gol tapi setelah itu pemain Indonesia asal Sumatera Utara, Yudi Ramanda (32), membuat gol keduanya dalam laga untuk bikin Indonesia berbalik unggul. Pemain yang juga pernah berkarier di sepakbola profesional bersama PSDS Deli Serdang, PSMS Medan, Semen Padang, dan Persikota Tangerang itu lalu juga sukses menambah keunggulan buat Indonesia jadi 5-3. Tapi di sisa normal Hongaria malah bisa mencuri sepasang gol lain untuk membuat skor akhir jadi 5-5. Laga pun memasuki adu penalti.
Di babak inilah Indonesia akhirnya harus mengakui keunggulan Hongaria. Sempat ada sedikit kontroversi mengenai tatacara pengambilan penalti salah satu pemain Hongaria, memicu protes dari kubu ‘Merah Putih’, kendatipun wasit bergeming dengan keputusannya.
Usai kekalahan, dua sesi review pertandingan pun dilakukan kubu Indonesia. Yang pertama langsung dilakukan tak lama setelah laga berakhir, dengan coach Bonsu memberikan evaluasinya, dan sesi kedua dijalankan setelah sesi makan dan istirahat sejenak, di mana dalam sesi ini para pemain juga diberi kesempatan untuk turut memberikan penilaian sekaligus curhat kecil-kecilan.
“Kalau kecewa, jelas. Mungkin di tim saya salah satu yang paling ingin menang karena ada yang ingin saya tunjukkan dan buktikan dengan membantu tim ini menang,” sesal Yudhi yang dulu sempat terjerumus masuk ke dalam dunia narkotika akibat cedera lutut.
Pelatih Bonsu juga tak menutupi kekurangpuasannya terhadap hasil tersebut karena menilai tim tak maksimal menghadapi lawan yang di atas kertas bisa dikalahkan. Ia pun terus berusaha untuk memompa semangat para pemainnya untuk laga berikutnya.
“Ini merupakan kesempatan untuk bela negara. Jadikan itu motivasi! Saya mau begitu di dalam lapangan pikirkan, ‘Saya ingin beri kebanggaan untuk negara’. Berangkat beribu-ribu doa untuk kalian d sini,” serunya berapi-api.
Sesuai peraturan street soccer dalam turnamen HWC, Indonesia kini memiliki satu poin usai kalah adu penalti sedangkan Hongaria yang menang meraih dua poin. Kendatipun memulai dengan kekalahan, peluang lolos masih amat terbuka karena masih ada empat laga sisa. Optimisme dan tekad bangkit pun dijaga.
“Kecewa, sedih, tapi tetap semangat!” ceplos Rizal “Ateng” Sepuloh (24).
Turnamen HWC adalah pesta sepakbola antarnegara untuk kalangan termarjinalkan, dengan Indonesia mengusung isu ODHA (pengidap virus HIV/AIDS), mantan pemakai narkoba, dan kalangan miskin kota. Ajang ini bukan semata membuat para pesertanya memburu piala, tapi juga mengejar modal positif agar mereka bisa menjadi “juara” dalam kehidupannya usai kembali ke negara masing-masing. Tahun ini HWC melibatkan 54 tim, putra dan putri, dari 42 negara.
Berikutnya Indonesia akan bermain dua kali di hari ini (20/10), yakni melawan Skotlandia dan Norwegia.
Powered By Bola Liga | Jadwal Bola | Prediksi Bola Jitu | Prediksi Bola Akurat Prediksi Skor Bola Berikan komentar jika Homeless World Cup â€" Satu Angka yang Melecut Semangat Timnas Indonesia ini menarik untuk disimak, Ikuti terus update terbaru seperti Homeless World Cup â€" Satu Angka yang Melecut Semangat Timnas Indonesia yang anda baca saat ini, info lain seputar Berita Bola dapat anda temukan di Bola Liga
