Seekor jangkrik dicemplungkan dalam akuarium. Di dalamnya terdapat seekor ikan arwana super red. Sepertinya ia tidak tertarik. Tetapi, dengan gerakan bak naga yang lapar, arwana itu secepat kilat mengambil posisi lebih rendah sambil melahap jangkrik itu.
Itulah action yang sering kali dinanti-nantikan ketika pemilik ikan mencemplungkan jangkrik ke dalam akuariumnya. Ada sebuah gerakan yang dinanti dan dicermati. Begitu ikan beraksi, mata si pemberi makan terkonsentrasi padanya. Dan, saat itulah semua problem kehidupan lenyap sejenak dari benak. Yang muncul adalah ketenangan dan ketakjuban terhadap makhluk yang bernama ikan.
Sebagian orang berduit di Kota Jakarta belakangan ini punya hobi memelihara ikan-ikan langka. Motivasinya bermacam-macam, mulai dari sekadar gengsi sampai benar-benar menikmati warna-warni, serta menyelami kehidupan ikan.
Sebagian besar warga kota yang tidak mampu membeli ikan mahal cukup dengan ikan-ikan kecil seperti cupang, sepat, dan koi. Yang terpenting adalah kehidupan dalam air dapat diintip lewat akuarium di rumah.
Tetapi bagi yang berduit, harga ikan tidak menjadi masalah. Mereka yang enggan beli karena tidak mau repot-repot merawat, cukup menyewa walaupun harganya mahal. Jasa penyewa ikan kini juga sudah ada.
Salah satu jasa penyewa ikan adalah Shelok RED, suplier sekaligus rental arwana super red. Dengan alasan praktis itu pula, Shelook RED kini mulai membuka jasa penyewaan ikan arwana berikut akuariumnya.
Sasarannya adalah konsumen yang ada di kantoran di Jakarta dan kota-kota besar lain. Sekali menyewa Rp 2,5 juta per bulan—dapat diperbarui tiap tahun—sudah termasuk biaya perawatan.
Kapan lagi kita bisa melepas stres dan penat karena tinggal di Jakarta. Ke mana-mana macet dan banyak kejahatan. Mendingan tinggal di rumah sambil melihat ”si naga” ini. Tingkah lakunya menyenangkan. Tidak ada kecipak air. Tidak ada gerakan yang menimbulkan suara. Adegan itu berlangsung dalam kesunyian, seakan-akan dalam dekapan alam yang damai.
Tapi siapa yang menyangka, dari keadaan air akuarium yang sepi sama sekali tak bergejolak itu, seekor jangkrik dilahap oleh ”si naga merah”. Demonstrasi arwana super red (Scleropages formosus) makan jangkrik itu baru sebagian kecil dari pesona keindahan perilaku dan gerakan lincah yang ditawarkannya. Dibandingkan dengan ikan hias jenis lain: guppy, maskoki, cupang hias, dan lou han, arwana super red memang diyakini memiliki sejumlah kelebihan, termasuk masalah harga.
Harga tinggi
Tingginya harga arwana super red ini, tulis Machmud dan Rudi Hartono dalam bukunya Seri Agrihobi: Arwana Super Red dan Golden Red, tidak lain dipengaruhi kelangkaannya di alam akibat sulitnya pemijahan. Sebagai gambaran, ikan arwana super red yang baru berumur 3,5 tahun saja dengan panjang 30 cm sudah ditawar Rp 80 juta. Ikan arwana dengan panjang 15 cm dijual Rp 6 juta-Rp 7 juta. Bila warnanya sudah jadi (merah seperti naga), harganya bisa melambung.
Ikan arwana super red juga diyakini sebagai titisan dewa naga dari khayangan. Barangkali ini terlalu berlebihan. Tetapi rasanya tidak demikian bila kita mengamati setiap tingkah laku dan sisik arwana super red yang tak ada bedanya dengan ular naga itu.
Bila mengamati arwana super red yang benar-benar sudah jadi, cerita Fidya Purbasari (store manager Shelok RED, suplier sekaligus rental arwana super red), warna sisik di tubuh arwana yang satu ini memancarkan sinar merah layaknya permata merah delima.
Warna merah mulai tampak jelas dan bersinar mulai dari dagu kiri-kanan. Selanjutnya warna itu terus muncul hingga memanjang sampai ke bagian belakang tubuhnya. Untuk arwana yang belum jadi, warna merah akan sedikit terputus warna kuning keemasan. Berbeda dengan yang sudah benar-benar jadi.
Sisik tunggal
Untuk berbagai jenis ikan arwana, sisiknya tampak besar-besar seperti kulit jengkol yang masih muda. Nah, khusus arwana super red sisik pada bagian punggung menentukan harga dan tingkat kepercayaan pe-hobiis bahwa ia benar-benar titisan dewa.
Sisik itu terlihat tunggal dan membentuk satu garis lurus berjajar sampai bagian belakang tubuhnya. Arwana ”garis naga” dalam bahasa Mandarin kerap disebut sebagai le tiaw lung (seekor naga). Jenis sisik pada arwana super red seperti inilah yang diyakini akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Sisik lurus dan tidak terputus diyakini sebagai penjelmaan rezeki yang mengalir tanpa henti.
Pada sejumlah arwana super red lain, pada hitungan keenam sisik itu akan bercabang menjadi dua lajur ke belakang. Jenis yang satu ini kurang begitu mendapat respons ”keilahian”, tetapi tetap digemari.
Kebanggaan Kalimantan
Sekali waktu kita tentu boleh bangga dengan kekayaan binatang Indonesia, seperti arwana super red itu tadi. Jenis ikan yang satu ini merupakan kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat. Ikan arwana asal Kalimantan Barat inilah yang sampai sekarang tanpa kita sadari telah membangun komunitas penggemarnya hingga ke Singapura, China, dan Jepang. Bayangkan seandainya bangsa kita bisa mengelolanya dengan baik?
Jenis arwana super red, kata Fidya, terbagi dalam lima tipe: blood red, chili red, ultra red, papaya red, dan super red biasa. Ciri warna yang ada pada tubuh arwana super red itu sama persis dengan julukannya itu.
Arwana super red, tulis Machmud dan Rudi Hartono, masuk dalam spesies Scleropages formosus, yang merupakan famili dari Osteoglossidae (ikan berlidah dan bertulang) serta genus Scleropages. Kerabat arwana super red adalah arwana hitam dan genus Osteoglossum serta arapaima dari genus Arapaima. Sedangkan yang satu genus adalah arwana filipina dan arwana irian.
Arwana silver (Osteoglossum bichirrosum) habitat asalnya dari Amerika Selatan, tepatnya di aliran Sungai Amazon, Brasil, dan Guyana. Arwana hitam (Osteoglossum ferreirai) hanya ditemukan hidup bebas di anak Sungai Rio Banco, Brasil. Sementara arwana arapaima (Arapaima gigas) juga ditemukan di Sungai Amazon dan Brasil.
Dari tujuh spesies arwana yang saat ini ditemukan, salah satunya yang paling terkenal adalah arwana asia (Sclepropages formosus), yang dikenal dengan sebutan Dragon Fish, yang diyakini hidup berjuta-juta tahun lalu. Dari berbagai jenis tersebut, yang terkenal justru arwana super red dari Kalimantan Barat.
Satu lagi keuntungan memelihara arwana super red, menurut Fidya, ikan yang satu ini ternyata betah lama-lama berpuasa. Bila ditinggalkan pemiliknya, ia bisa tahan tidak makan sampai satu minggu, asalkan airnya bersih. Kelebihan inilah yang membuat arwana banyak digemari untuk ikan hias.
”Air akuarium sebelum ditinggal pergi harus dikuras tiga hari sebelumnya tiap hari berturut-turut. Ikan tak perlu dikasih makan. Kita tinggal berangkat, tidak perlu repot-repot memikirkan siapa ya yang kasih makan ikan,” katanya.
Itulah action yang sering kali dinanti-nantikan ketika pemilik ikan mencemplungkan jangkrik ke dalam akuariumnya. Ada sebuah gerakan yang dinanti dan dicermati. Begitu ikan beraksi, mata si pemberi makan terkonsentrasi padanya. Dan, saat itulah semua problem kehidupan lenyap sejenak dari benak. Yang muncul adalah ketenangan dan ketakjuban terhadap makhluk yang bernama ikan.
Sebagian orang berduit di Kota Jakarta belakangan ini punya hobi memelihara ikan-ikan langka. Motivasinya bermacam-macam, mulai dari sekadar gengsi sampai benar-benar menikmati warna-warni, serta menyelami kehidupan ikan.
Sebagian besar warga kota yang tidak mampu membeli ikan mahal cukup dengan ikan-ikan kecil seperti cupang, sepat, dan koi. Yang terpenting adalah kehidupan dalam air dapat diintip lewat akuarium di rumah.
Tetapi bagi yang berduit, harga ikan tidak menjadi masalah. Mereka yang enggan beli karena tidak mau repot-repot merawat, cukup menyewa walaupun harganya mahal. Jasa penyewa ikan kini juga sudah ada.
Salah satu jasa penyewa ikan adalah Shelok RED, suplier sekaligus rental arwana super red. Dengan alasan praktis itu pula, Shelook RED kini mulai membuka jasa penyewaan ikan arwana berikut akuariumnya.
Sasarannya adalah konsumen yang ada di kantoran di Jakarta dan kota-kota besar lain. Sekali menyewa Rp 2,5 juta per bulan—dapat diperbarui tiap tahun—sudah termasuk biaya perawatan.
Kapan lagi kita bisa melepas stres dan penat karena tinggal di Jakarta. Ke mana-mana macet dan banyak kejahatan. Mendingan tinggal di rumah sambil melihat ”si naga” ini. Tingkah lakunya menyenangkan. Tidak ada kecipak air. Tidak ada gerakan yang menimbulkan suara. Adegan itu berlangsung dalam kesunyian, seakan-akan dalam dekapan alam yang damai.
Tapi siapa yang menyangka, dari keadaan air akuarium yang sepi sama sekali tak bergejolak itu, seekor jangkrik dilahap oleh ”si naga merah”. Demonstrasi arwana super red (Scleropages formosus) makan jangkrik itu baru sebagian kecil dari pesona keindahan perilaku dan gerakan lincah yang ditawarkannya. Dibandingkan dengan ikan hias jenis lain: guppy, maskoki, cupang hias, dan lou han, arwana super red memang diyakini memiliki sejumlah kelebihan, termasuk masalah harga.
Harga tinggi
Tingginya harga arwana super red ini, tulis Machmud dan Rudi Hartono dalam bukunya Seri Agrihobi: Arwana Super Red dan Golden Red, tidak lain dipengaruhi kelangkaannya di alam akibat sulitnya pemijahan. Sebagai gambaran, ikan arwana super red yang baru berumur 3,5 tahun saja dengan panjang 30 cm sudah ditawar Rp 80 juta. Ikan arwana dengan panjang 15 cm dijual Rp 6 juta-Rp 7 juta. Bila warnanya sudah jadi (merah seperti naga), harganya bisa melambung.
Ikan arwana super red juga diyakini sebagai titisan dewa naga dari khayangan. Barangkali ini terlalu berlebihan. Tetapi rasanya tidak demikian bila kita mengamati setiap tingkah laku dan sisik arwana super red yang tak ada bedanya dengan ular naga itu.
Bila mengamati arwana super red yang benar-benar sudah jadi, cerita Fidya Purbasari (store manager Shelok RED, suplier sekaligus rental arwana super red), warna sisik di tubuh arwana yang satu ini memancarkan sinar merah layaknya permata merah delima.
Warna merah mulai tampak jelas dan bersinar mulai dari dagu kiri-kanan. Selanjutnya warna itu terus muncul hingga memanjang sampai ke bagian belakang tubuhnya. Untuk arwana yang belum jadi, warna merah akan sedikit terputus warna kuning keemasan. Berbeda dengan yang sudah benar-benar jadi.
Sisik tunggal
Untuk berbagai jenis ikan arwana, sisiknya tampak besar-besar seperti kulit jengkol yang masih muda. Nah, khusus arwana super red sisik pada bagian punggung menentukan harga dan tingkat kepercayaan pe-hobiis bahwa ia benar-benar titisan dewa.
Sisik itu terlihat tunggal dan membentuk satu garis lurus berjajar sampai bagian belakang tubuhnya. Arwana ”garis naga” dalam bahasa Mandarin kerap disebut sebagai le tiaw lung (seekor naga). Jenis sisik pada arwana super red seperti inilah yang diyakini akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Sisik lurus dan tidak terputus diyakini sebagai penjelmaan rezeki yang mengalir tanpa henti.
Pada sejumlah arwana super red lain, pada hitungan keenam sisik itu akan bercabang menjadi dua lajur ke belakang. Jenis yang satu ini kurang begitu mendapat respons ”keilahian”, tetapi tetap digemari.
Kebanggaan Kalimantan
Sekali waktu kita tentu boleh bangga dengan kekayaan binatang Indonesia, seperti arwana super red itu tadi. Jenis ikan yang satu ini merupakan kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat. Ikan arwana asal Kalimantan Barat inilah yang sampai sekarang tanpa kita sadari telah membangun komunitas penggemarnya hingga ke Singapura, China, dan Jepang. Bayangkan seandainya bangsa kita bisa mengelolanya dengan baik?
Jenis arwana super red, kata Fidya, terbagi dalam lima tipe: blood red, chili red, ultra red, papaya red, dan super red biasa. Ciri warna yang ada pada tubuh arwana super red itu sama persis dengan julukannya itu.
Arwana super red, tulis Machmud dan Rudi Hartono, masuk dalam spesies Scleropages formosus, yang merupakan famili dari Osteoglossidae (ikan berlidah dan bertulang) serta genus Scleropages. Kerabat arwana super red adalah arwana hitam dan genus Osteoglossum serta arapaima dari genus Arapaima. Sedangkan yang satu genus adalah arwana filipina dan arwana irian.
Arwana silver (Osteoglossum bichirrosum) habitat asalnya dari Amerika Selatan, tepatnya di aliran Sungai Amazon, Brasil, dan Guyana. Arwana hitam (Osteoglossum ferreirai) hanya ditemukan hidup bebas di anak Sungai Rio Banco, Brasil. Sementara arwana arapaima (Arapaima gigas) juga ditemukan di Sungai Amazon dan Brasil.
Dari tujuh spesies arwana yang saat ini ditemukan, salah satunya yang paling terkenal adalah arwana asia (Sclepropages formosus), yang dikenal dengan sebutan Dragon Fish, yang diyakini hidup berjuta-juta tahun lalu. Dari berbagai jenis tersebut, yang terkenal justru arwana super red dari Kalimantan Barat.
Satu lagi keuntungan memelihara arwana super red, menurut Fidya, ikan yang satu ini ternyata betah lama-lama berpuasa. Bila ditinggalkan pemiliknya, ia bisa tahan tidak makan sampai satu minggu, asalkan airnya bersih. Kelebihan inilah yang membuat arwana banyak digemari untuk ikan hias.
”Air akuarium sebelum ditinggal pergi harus dikuras tiga hari sebelumnya tiap hari berturut-turut. Ikan tak perlu dikasih makan. Kita tinggal berangkat, tidak perlu repot-repot memikirkan siapa ya yang kasih makan ikan,” katanya.