RAMADHAN DIAJANG PIALA DUNIA
Bulan suci Ramadhan 1435 Hijriyah telah tiba. Momen terbesar umat Muslim itu mendadak jadi bahasan hangat publik seantero dunia lebih dari biasanya. Apa pasal? Ya, untuk pertama kali sejak 1986 Ramadhan jatuh bertepatan dengan dilangsungkannya ajang Piala Dunia.
Dan kali ini bulan maha suci itu dimulai bebarengan dengan digelarnya babak 16 besar Piala Dunia 2014. Seperti diketahui, di Brasil tempat berlangsungnya turnamen, Ramadhan jatuh pada Sabtu (28/6).
Satu hal yang jadi pergunjingan khalayak adalah menyoal aturan berpuasa selama bulan Ramadhan. Seperti dijelaskan, setiap umat Musilm dewasa wajib menahan segala nafsu duniawi, yang diantaranya adalah makan dan minum, sejak terbit hingga terbenamnya sang surya, matahari.
Dilema langsung hadir bagi tim yang berlaga jelang fase krusial di Piala Dunia. Faktanya tidak sedikit negara peserta perdelapan-final yang skuatnya diisi oleh pemain Muslim. Mereka adalah Aljazair, Belgia, Nigeria, Jerman, Prancis, dan Swiss.
FIFA sebagai penyelenggara turnamen sudah bertindak sejak jauh hari untuk menyambut momen ini. Otoritas terbesar sepakbola dunia itu langsung menetapkan kebijakan yang membebaskan para pemain Muslim peserta Piala Dunia, untuk memantapkan pilihan hati berpuasa atau tidak.
Tak main-main karena kebijakan tersebut lahir berkat penelitian mendalam yang dilakukan selama beberapa tahun oleh FIFA sendiri.
"Kami sudah melakukan penelitian yang intensif terkait Ramadhan. Dan hasilnya, jika Ramadhan disiasati secara tepat, pemain akan mudah beradaptasi. Ahli gizi setiap tim pasti memiliki program khusus agar para pemainnya memperoleh asupan air yang cukup, sehingga performa mereka tetap terjaga saat mentas," terang Michel D'Hooghe, Chairman Komite Medis FIFA, seperti dikutip New York Times.
Namun kebijakan itu langsung dikritisi oleh Emma Gardner, ahli gizi dari English Institute of Sport. Ia beranggapan bahwa Ramadhan bisa membawa masalah otot pada seorang pemain.
"Tantangan iklim ini berusaha untuk mempertahankan hidrasi setiap hari, dan kedua mencoba untuk mempertahankan tingkat energi. Massa otot juga merupakan masalah penting lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa orang dapat kehilangan massa otot melalui periode di awal Ramadhan," jelasnya pada Reuters.
Aljazair mewajibkan seluruh anggota timnya untuk berpuasa Ramadhan selama Piala Dunia 2014
Bagaimanapun, berlandas kebijakan FIFA, semua tim peserta babak 16 besar yang memiliki pemain Muslim di dalamnya, langsung mengambil sikap tegas.
Aljazair merupakan contoh pertama. Satu-satunya wakil dari Benua Afrika di fase gugur ini telah memutuskan bahwa seluruh anggota tim, dari pemain, pelatih, serta official-nya yang beragama Muslim wajib menunaikan ibadah puasa Ramadhan, baik ketika latihan maupun bertanding.
Satu kebijakan besar yang hebat dan berani, sebab di perdelapan-final lawan yang akan mereka hadapi adalah salah satu favorit juara, Jerman.
Saat dikonfirmasi, sang arsitek, Vahid Halilhodzic, menolak untuk berkomentar. "Mari kita berbicara mengenai sepakbola. Saya di sini bukan untuk berbicara mengenai Islam atau sesuatu seperti itu,” tambahnya
Sebaliknya, timnas Swiss melalui pelatihnyanya, Ottmar Hitzfeld, dengan tegas mengatakan bila para pemain Muslim yang ada dalam skuatnya tidak diperbolehkan berpuasa hingga perjuangan mereka selesai di Piala Dunia 2014.
Itu berarti, delapan penggawa La Nati yang bergama Muslim dipastikan tertunda untuk menjalankan ibadah puasa, maksimal hingga hari ke-15.
Sementara Belgia, Jerman, Nigeria, dan Prancis memberikan kebebasan para pemain Muslim-nya untuk berpuasa selama Piala Dunia.
"Saya tak dapat berbuat apa-apa selain menghormati keputusan setiap pemain. Saya mempunyai keyakinan bahwa pemain Muslim yang tetap berpuasa mampu beradaptasi dengan baik," ungkap pelatih Prancis, Didier Deschamps, menanggapi kebijakan timnya.
Ia mengatakan hal itu sebab trio pemainnya, yang terdiri dari Mamadou Sakho, Moussa Sissoko dan Karim Benzema sepakat untuk tetap menjalankan puasa di tengah Piala Dunia. Sementara Bacary Sagna memilih untuk tidak berpuasa.
Dalam tim Jerman secara terang-terangan bintang mereka Mesut Ozil, yang seorang penganut Muslim mengungkapkan tak akan menjalankan ibadah puasa karena sedang bekerja.
"Ramadhan dimulai pada Sabtu (28/6), tapi saya tak akan menjalankan puasa karena sedang bekerja," tutur Ozil, seperti dikutip Reuters.
Dilema adalah hasil yang didapat jika kita membenturkan kepentingan agama dengan asas profesionalitas dalam bekerja.
Namun kembali lagi, agama adalah merupakan privasi masing-masing individu, dan di sana terdapat wilayah di mana kita tak memiliki hak untuk masuk di dalamnya.Bila demikian halnya, lagi-lagi toleransi jadi jawaban paling sempurna. Berikan komentar jika RAMADHAN DIAJANG PIALA DUNIA ini menarik untuk disimak -
Bulan suci Ramadhan 1435 Hijriyah telah tiba. Momen terbesar umat Muslim itu mendadak jadi bahasan hangat publik seantero dunia lebih dari biasanya. Apa pasal? Ya, untuk pertama kali sejak 1986 Ramadhan jatuh bertepatan dengan dilangsungkannya ajang Piala Dunia.
Dan kali ini bulan maha suci itu dimulai bebarengan dengan digelarnya babak 16 besar Piala Dunia 2014. Seperti diketahui, di Brasil tempat berlangsungnya turnamen, Ramadhan jatuh pada Sabtu (28/6).
Satu hal yang jadi pergunjingan khalayak adalah menyoal aturan berpuasa selama bulan Ramadhan. Seperti dijelaskan, setiap umat Musilm dewasa wajib menahan segala nafsu duniawi, yang diantaranya adalah makan dan minum, sejak terbit hingga terbenamnya sang surya, matahari.
Dilema langsung hadir bagi tim yang berlaga jelang fase krusial di Piala Dunia. Faktanya tidak sedikit negara peserta perdelapan-final yang skuatnya diisi oleh pemain Muslim. Mereka adalah Aljazair, Belgia, Nigeria, Jerman, Prancis, dan Swiss.
FIFA sebagai penyelenggara turnamen sudah bertindak sejak jauh hari untuk menyambut momen ini. Otoritas terbesar sepakbola dunia itu langsung menetapkan kebijakan yang membebaskan para pemain Muslim peserta Piala Dunia, untuk memantapkan pilihan hati berpuasa atau tidak.
Tak main-main karena kebijakan tersebut lahir berkat penelitian mendalam yang dilakukan selama beberapa tahun oleh FIFA sendiri.
"Kami sudah melakukan penelitian yang intensif terkait Ramadhan. Dan hasilnya, jika Ramadhan disiasati secara tepat, pemain akan mudah beradaptasi. Ahli gizi setiap tim pasti memiliki program khusus agar para pemainnya memperoleh asupan air yang cukup, sehingga performa mereka tetap terjaga saat mentas," terang Michel D'Hooghe, Chairman Komite Medis FIFA, seperti dikutip New York Times.
Namun kebijakan itu langsung dikritisi oleh Emma Gardner, ahli gizi dari English Institute of Sport. Ia beranggapan bahwa Ramadhan bisa membawa masalah otot pada seorang pemain.
"Tantangan iklim ini berusaha untuk mempertahankan hidrasi setiap hari, dan kedua mencoba untuk mempertahankan tingkat energi. Massa otot juga merupakan masalah penting lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa orang dapat kehilangan massa otot melalui periode di awal Ramadhan," jelasnya pada Reuters.
Aljazair mewajibkan seluruh anggota timnya untuk berpuasa Ramadhan selama Piala Dunia 2014
Bagaimanapun, berlandas kebijakan FIFA, semua tim peserta babak 16 besar yang memiliki pemain Muslim di dalamnya, langsung mengambil sikap tegas.
Aljazair merupakan contoh pertama. Satu-satunya wakil dari Benua Afrika di fase gugur ini telah memutuskan bahwa seluruh anggota tim, dari pemain, pelatih, serta official-nya yang beragama Muslim wajib menunaikan ibadah puasa Ramadhan, baik ketika latihan maupun bertanding.
Satu kebijakan besar yang hebat dan berani, sebab di perdelapan-final lawan yang akan mereka hadapi adalah salah satu favorit juara, Jerman.
Saat dikonfirmasi, sang arsitek, Vahid Halilhodzic, menolak untuk berkomentar. "Mari kita berbicara mengenai sepakbola. Saya di sini bukan untuk berbicara mengenai Islam atau sesuatu seperti itu,” tambahnya
Sebaliknya, timnas Swiss melalui pelatihnyanya, Ottmar Hitzfeld, dengan tegas mengatakan bila para pemain Muslim yang ada dalam skuatnya tidak diperbolehkan berpuasa hingga perjuangan mereka selesai di Piala Dunia 2014.
Itu berarti, delapan penggawa La Nati yang bergama Muslim dipastikan tertunda untuk menjalankan ibadah puasa, maksimal hingga hari ke-15.
Sementara Belgia, Jerman, Nigeria, dan Prancis memberikan kebebasan para pemain Muslim-nya untuk berpuasa selama Piala Dunia.
"Saya tak dapat berbuat apa-apa selain menghormati keputusan setiap pemain. Saya mempunyai keyakinan bahwa pemain Muslim yang tetap berpuasa mampu beradaptasi dengan baik," ungkap pelatih Prancis, Didier Deschamps, menanggapi kebijakan timnya.
Ia mengatakan hal itu sebab trio pemainnya, yang terdiri dari Mamadou Sakho, Moussa Sissoko dan Karim Benzema sepakat untuk tetap menjalankan puasa di tengah Piala Dunia. Sementara Bacary Sagna memilih untuk tidak berpuasa.
Dalam tim Jerman secara terang-terangan bintang mereka Mesut Ozil, yang seorang penganut Muslim mengungkapkan tak akan menjalankan ibadah puasa karena sedang bekerja.
"Ramadhan dimulai pada Sabtu (28/6), tapi saya tak akan menjalankan puasa karena sedang bekerja," tutur Ozil, seperti dikutip Reuters.
Dilema adalah hasil yang didapat jika kita membenturkan kepentingan agama dengan asas profesionalitas dalam bekerja.
Namun kembali lagi, agama adalah merupakan privasi masing-masing individu, dan di sana terdapat wilayah di mana kita tak memiliki hak untuk masuk di dalamnya.Bila demikian halnya, lagi-lagi toleransi jadi jawaban paling sempurna. Berikan komentar jika RAMADHAN DIAJANG PIALA DUNIA ini menarik untuk disimak -