MENANTI LAGA : BRASIL VS CHILE
PIALA DUNIA - Dari jauh-jauh hari para pecinta sepakbola sudah menantikan salah satu laga pada babak 16 Besar, yaitu antara Grup A dan Grup B. Saat itu Brasil yang diprediksi akan jadi juara Grup A diyakini akan berhadapan dengan salah satu antara Spanyol atau Belanda yang berada di Grup B. Final kepagian, katanya.
Performanya makin melempem kala pertandingan menghadapi Meksiko. Kala itu, Ramires yang mengganti posisi Hulk di sisi kanan tidak bermain apik. Ini membuat permainan Alves tidak berkembang. Hanya sisi kiri, yang diisi Marcelo, yang aktif menyerang.
Berikan komentar jika MENANTI LAGA : BRASIL VS CHILE ini menarik untuk disimak -
Preview Brasil vs Chile |
Tapi, tanpa disangka, La Furia Roja pulang terlebih dahulu bersama Australia. Sisanya, predikat juara grup diraih Belanda, sementara Chile yang menjadi runner-up dan akan berhadapan dengan Selecao.
Tapi bukan berarti hasil ini menjadi lebih baik untuk Brasil. Chile memang tim yang tidak diunggulkan dalam peta persaingan grup B. Tapi, keberhasilan mereka menang dua gol tanpa balas atas Spanyol membuat mereka mulai diperhitungkan untuk terus melaju di Piala Dunia.
Pelatih Brasil Luis Felipe Scolari sendiri menyatakan kekhawatirannya akan penampilan apik Chile. Bahkan, ia berharap Chile tidak lolos grup dan lebih memilih untuk menghadapi tim lain. Kekhawatiran Scolari ini sebenarnya berbanding terbalik dengan rekor pertemuan kedua tim. Sejak tahun 2001, Chile tidak pernah menang dari Brasil dalam 12 pertandingan.
Tapi, dua pertandingan terakhir pada tahun lalu menunjukkan bahwa Chile yang saat ini bukanlah Chile sepuluh tahun silam yang bisa dikalahkan dengan selisih empat gol.Dalam pertandingan yang dihelat bulan April dan November 2013 ini, mereka berhasil menahan imbang Brasil 2-2 di pertandingan pertama, serta kalah 1-2 di pertandingan kedua.
Mewaspadai Celah di Lini Belakang Brasil
Meski berhasil menang 4-1 atas Kamerun di partai terakhir, Scolari tampaknya masih belum puas dengan performa tim. Terutama pada penampilan sang bek kanan Dani Alves yang tidak setrengginas kala bermain di klub. Ketika menyerang, ia tidak mendukung pergerakan Hulk atau Oscar. Bahkan, posisinya kerap disasar lini serang lawan karena terlambat dalam bertahan.
Marcelo & Neymar Wajib Diwaspadai |
Ketika diserang pun Alves cukup kelimpungan untuk menghadapi wingback Meksiko, Miguel Layun. Menghadapi Chile, agaknya Alves mesti lebih siap jika tidak ingin tergeser oleh Maicon atau Maxwell. Pasalnya, lini depan Chile dihuni oleh Eduardo Vargas, Alexis Sanchez dan Arturo Vidal, tiga pemain yang memiliki kecepatan dan stamina sangat baik.
Neymar pernah memberikan peringatan kepada rekan-rekannya, terutama lini belakang. Pergerakan Sachez sulit untuk diprediksi dan bukan tidak mungkin mampu mengeksploitasi sedikit celah di lini belakang Brasil. Apalagi dua gelandang Brasil, Luiz Gustavo dan Paulinho, kerap terlambat membantu rekan-rekannya dalam bertahan.
Mereka mesti mewaspadai serangan balik yang sewaktu-waktu dilancarkan penggawa Chile. Scolari mesti menerapkan pertahanan yang lebih disiplin jika tidak ingin kebobolan seperti menghadapi Kroasia dan Kamerun.
Menyerang atau Bertahan?
Chile sepertinya akan bermain bertahan dan menunggu untuk melakukan serangan balik. Mereka bisa meniru apa yang dilakukan Miguel Herrera dengan Meksiko-nya. Sama-sama mengandalkan tiga bek, Chile bisa bermain lebih defensif dengan menarik dua gelandang untuk bermain sejajar di belakang.
Sementara itu, duo striker Vargas dan Sanchez bermain lebih melebar, dengan Sanchez akan lebih banyak turun untuk membantu serangan dan memberikan suplai untuk Vargas.
Namun, Chile mesti hati-hati karena Neymar adalah pemain yang kreatif dan sulit bagi bek untuk menghentikan laju dribble-nya. Chile tidak lebih defensif seperti Meksiko, yang hanya meninggalkan 2 pemain di depan kala diserang.
Ketika bertahan, hanya ada tujuh pemain Chile di area pertahanan. Ini karena Vidal diplot untuk menyokong serangan, sehingga ia tidak memiliki kewajiban bertahan sebesar dua gelandang di belakangnya.
Alasan lain untuk menggunakan lima bek adalah kombinasi Neymar dan Marcelo. Menggunakan dua wingback yang ditarik turun saja sudah sulit, apalagi dengan hanya memangandalkan tiga bek tengah. Jika Neymar mampu melewati satu gelandang yang berada di sayap Chile, maka akan ada cukup ruang bagi Neymar untuk berkreasi di sisi lapangan.
Ini akan menjadi dilema bagi pertahanan Chile. Jika bek tengah mereka mengejar bola, penjagaan Fred akan longgar. Pun dengan Oscar ataupun Hulk yang sepertinya akan berdiri tanpa penjagaan. Tapi, jika bola tidak dikejar, Neymar bisa saja menunjukkan sulapnya, dengan menendang bola dari ujung kotak penalti.
Serba salah. Itulah kata yang pantas jika Chile masih menggunakan 3-4-2-1 dan memilih bertahan dalam menghadapi Brasil.
Jika mengamati tiga tim yang menghadapi Brasil di fase grup, Chile bisa melihat bahwa ada alternatif lain, yaitu Brasil juga bisa ditekan dengan cara mengepung pertahanan mereka. Thiago Silva dkk cenderung kesulitan untuk melakukan serangan balik jika sudah dikepung seperti ini.
Dengan menyerang, Chile bisa memaksimalkan tiga lini serang mereka untuk masuk ke celah sempit di pertahanan Brasil.Nah, pertanyaannya adalah skema seperti apa yang akan diterapkan Jorge Sampaoli? Tetap bertahan? Atau naik menyerang?
Mencari Formula Terbaik
Meski tidak ada pemain yang cedera atau terkena larangan bertanding, tapi Big Phil masih mencari formula yang pas bagi skuat Selecao.
Hingga saat ini, hanya Neymar yang begitu terlihat kontribusinya—terutama gol—untuk Brasil. Oscar, yang diplot sebagai pendukung serangan, masih sering kesulitan menggantikan peran Neymar jika pemain Barcelona tersebut dikepung pemain lawan.
Di lini tengah, Luiz Gustavo dan Paulinho belum padu benar. Serangan Brasil lebih terpaku dari sisi lapangan. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Neymar dan Marcelo. Di sisi yang berlawanan, Hulk masih kurang agresif, bahkan jika dibandingkan dengan Oscar.
Beruntung, Scolari masih memiliki stok pemain mumpuni di lini tengah. Hernanes, Bernard, Willian, dan Ramires bisa mengganti pemain yang tidak bisa tampil atau performanya tidak meyakinkan. Tapi, sejauh ini, baru Ramires yang mendapatkan kesempatan tampil sejak menit pertama.
Penampilan Ramires pun bisa dibilang buruk karena tidak bisa menggantikan peran Hulk di sisi kanan. Ia tidak bisa menjadi penyeimbang antara lini tengah dan lini depan. Pergerakannya terkesan acak dan tidak memberikan dampak apa pun bagi Brasil.
Hal berbeda dilakoni Bernard. Sayang, pemain sayap Shakhtar Donetsk tersebut sering bentrok dengan posisi Neymar di sisi kiri. Kemampuan Bernard memang terletak pada kecepatan dan kelincahannya dalam menggiring bola. Sehingga, ia sangat pas jika ditempatkan di sisi kiri seperti pada pertandingan menghadapi Kroasia dan Meksiko.
Di lini tengah, dinamo Brasil seolah kurang berputar dengan sempurna karena penampilan Paulinho yang kurang maksimal. Di pertandingan nanti malam, Scolari bisa saja menampilkan Fernandinho yang mencetak satu gol ke gawang Kamerun.
Fernandinho sebenarnya cocok untuk berduet dengan Paulinho sebagai poros ganda. Namun akibatnya, lini pertahanan Brasil akan melemah. Terlebih kebiasaan David Luiz yang sering meninggalkan posisinya membuat celah tersebut terbuka lebar. Maka Fernandinho sepertinya akan diturunkan sejak menit pertama untuk berduet dengan Gustavo.
Di lini depan, Big Phil tidak memiliki opsi lain. Hanya ada nama Fred dan Jo di posisi tersebut. Ia hanya berharap Fred mampu membuktikan kapasitasnya sebagai tembok pemantul bagi Neymar atau sebagai decoy agar bek lawan membuka ruang.
Namun, kemungkinan untuk mengutak-atik di lini depan sepertinya kecil, kecuali ada diantara empat pemain tersebut yang mengalami cedera atau larangan bertanding.
Brasil akan tampil seperti biasa, dengan mengandalkan serangan lewat sayap, dan—tentu saja—Neymar.
Mereka mesti mewaspadai serangan balik yang sewaktu-waktu dilancarkan penggawa Chile. Scolari mesti menerapkan pertahanan yang lebih disiplin jika tidak ingin kebobolan seperti menghadapi Kroasia dan Kamerun.
Menyerang atau Bertahan?
Chile sepertinya akan bermain bertahan dan menunggu untuk melakukan serangan balik. Mereka bisa meniru apa yang dilakukan Miguel Herrera dengan Meksiko-nya. Sama-sama mengandalkan tiga bek, Chile bisa bermain lebih defensif dengan menarik dua gelandang untuk bermain sejajar di belakang.
Sementara itu, duo striker Vargas dan Sanchez bermain lebih melebar, dengan Sanchez akan lebih banyak turun untuk membantu serangan dan memberikan suplai untuk Vargas.
Ujung tombak Chile "Sancez" |
Ketika bertahan, hanya ada tujuh pemain Chile di area pertahanan. Ini karena Vidal diplot untuk menyokong serangan, sehingga ia tidak memiliki kewajiban bertahan sebesar dua gelandang di belakangnya.
Alasan lain untuk menggunakan lima bek adalah kombinasi Neymar dan Marcelo. Menggunakan dua wingback yang ditarik turun saja sudah sulit, apalagi dengan hanya memangandalkan tiga bek tengah. Jika Neymar mampu melewati satu gelandang yang berada di sayap Chile, maka akan ada cukup ruang bagi Neymar untuk berkreasi di sisi lapangan.
Ini akan menjadi dilema bagi pertahanan Chile. Jika bek tengah mereka mengejar bola, penjagaan Fred akan longgar. Pun dengan Oscar ataupun Hulk yang sepertinya akan berdiri tanpa penjagaan. Tapi, jika bola tidak dikejar, Neymar bisa saja menunjukkan sulapnya, dengan menendang bola dari ujung kotak penalti.
Serba salah. Itulah kata yang pantas jika Chile masih menggunakan 3-4-2-1 dan memilih bertahan dalam menghadapi Brasil.
Jika mengamati tiga tim yang menghadapi Brasil di fase grup, Chile bisa melihat bahwa ada alternatif lain, yaitu Brasil juga bisa ditekan dengan cara mengepung pertahanan mereka. Thiago Silva dkk cenderung kesulitan untuk melakukan serangan balik jika sudah dikepung seperti ini.
Dengan menyerang, Chile bisa memaksimalkan tiga lini serang mereka untuk masuk ke celah sempit di pertahanan Brasil.Nah, pertanyaannya adalah skema seperti apa yang akan diterapkan Jorge Sampaoli? Tetap bertahan? Atau naik menyerang?
Mencari Formula Terbaik
Meski tidak ada pemain yang cedera atau terkena larangan bertanding, tapi Big Phil masih mencari formula yang pas bagi skuat Selecao.
Hingga saat ini, hanya Neymar yang begitu terlihat kontribusinya—terutama gol—untuk Brasil. Oscar, yang diplot sebagai pendukung serangan, masih sering kesulitan menggantikan peran Neymar jika pemain Barcelona tersebut dikepung pemain lawan.
Di lini tengah, Luiz Gustavo dan Paulinho belum padu benar. Serangan Brasil lebih terpaku dari sisi lapangan. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Neymar dan Marcelo. Di sisi yang berlawanan, Hulk masih kurang agresif, bahkan jika dibandingkan dengan Oscar.
Beruntung, Scolari masih memiliki stok pemain mumpuni di lini tengah. Hernanes, Bernard, Willian, dan Ramires bisa mengganti pemain yang tidak bisa tampil atau performanya tidak meyakinkan. Tapi, sejauh ini, baru Ramires yang mendapatkan kesempatan tampil sejak menit pertama.
Penampilan Ramires pun bisa dibilang buruk karena tidak bisa menggantikan peran Hulk di sisi kanan. Ia tidak bisa menjadi penyeimbang antara lini tengah dan lini depan. Pergerakannya terkesan acak dan tidak memberikan dampak apa pun bagi Brasil.
Hal berbeda dilakoni Bernard. Sayang, pemain sayap Shakhtar Donetsk tersebut sering bentrok dengan posisi Neymar di sisi kiri. Kemampuan Bernard memang terletak pada kecepatan dan kelincahannya dalam menggiring bola. Sehingga, ia sangat pas jika ditempatkan di sisi kiri seperti pada pertandingan menghadapi Kroasia dan Meksiko.
Di lini tengah, dinamo Brasil seolah kurang berputar dengan sempurna karena penampilan Paulinho yang kurang maksimal. Di pertandingan nanti malam, Scolari bisa saja menampilkan Fernandinho yang mencetak satu gol ke gawang Kamerun.
Fernandinho sebenarnya cocok untuk berduet dengan Paulinho sebagai poros ganda. Namun akibatnya, lini pertahanan Brasil akan melemah. Terlebih kebiasaan David Luiz yang sering meninggalkan posisinya membuat celah tersebut terbuka lebar. Maka Fernandinho sepertinya akan diturunkan sejak menit pertama untuk berduet dengan Gustavo.
Di lini depan, Big Phil tidak memiliki opsi lain. Hanya ada nama Fred dan Jo di posisi tersebut. Ia hanya berharap Fred mampu membuktikan kapasitasnya sebagai tembok pemantul bagi Neymar atau sebagai decoy agar bek lawan membuka ruang.
Namun, kemungkinan untuk mengutak-atik di lini depan sepertinya kecil, kecuali ada diantara empat pemain tersebut yang mengalami cedera atau larangan bertanding.
Brasil akan tampil seperti biasa, dengan mengandalkan serangan lewat sayap, dan—tentu saja—Neymar.